Makanan Khas Orang Bali

1. Lawar

Jangan salah paham dulu, guys! Masakan ini tidak mengandung kelelawar. Teman setia segala lauk pauk khas Bali ini terbuat dari sayur-mayur seperti kacang panjang, nangka, dan parutan kelapa, lalu dicampur dengan bumbu khas Bali.
Ada bermacam-macam lawar, tergantung isinya. Lawar kuwir (berisi daging entog), lawar ayam, dan lawar babi. Lawar merah berwarna merah karena dicampur dengan darah daging yang digunakan untuk menambah rasa gurih. Lawar putih adalah lawar yang mensubstitusi darah dengan santan.
Benar, masakan khas Bali memang rata-rata pedas, namun yang membuat tidak seenak lawar asli buatan semeton Bali bukan hanya soal pedas-atau-tak pedas, melainkan banyak faktor. Misalnya: kurang salah satu bahan bumbu, kurang bahan campuran lawarnya, atau urutan proses pembuatan lawar yang tidak seperti aslinya.

Mungkin bukan hanya kawan-kawan di luar Bali yang ingin bisa membuat lawar Bali sendiri. Semeton Bali—khususnya generasi muda—yang tinggal di Bali pun, mungkin selama ini belum pernah membuat lawar sendiri, karena ada orang tua yang bisa dihandalkan.

Hal yang mungkin perlu disadari oleh remaja dan pemuda Bali adalah: suatu saat nanti, merekalah yang akan menjadi generasi tua, orang yang akan dihandalkan oleh anak-anak untuk membuat lawar.

Apa yang terjadi jika generasi muda Bali sekarang tak ada yang mau belajar membuat lawar sendiri? 
Suatu ketika nanti, setelah menjadi generasi tua, mungkin tak ada lagi orang Bali yang bisa membuat lawar, sehingga lawar Bali yang terkenal hingga ke mancanegara akan tinggal kenangan, atau jangan-jangan malah diwarisi oleh bule?

Oleh sebab itu, mungkin generasi muda Bali perlu belajar membuat lawar mulai sekarang.

Kali ini, khusus menghadirkan resep cara membuat lawar asli Bali—yang jika diikuti dengan seksama, mudah-mudahan rasanya akan seenak lawar asli buatan semeton Bali—untuk pembaca, baik yang tinggal di luar maupun di Bali.

Sebelum ke resepnya, khusus untuk kawan-kawan yang belum tahu, lawar itu sebenarnya ada beberapa jenis—sesuai dengan bahannya, antara lain:

Lawar Siap (Lawar Ayam) – Lawar yang menggunakan daging ayam sebagai bahan utama.
Lawar Celeng (Lawar Babi) – Lawar yang menggunakan daging babi sebagai bahan utama.
Lawar Penyu – Lawar yang menggunakan daging penyu sebagai bahan utama (untuk kelestarian lingkungan, dianjurkan untuk tidak menggunakan daging penyu, kecuali benar-benar untuk keperluan upacara/upakara).
Lawar Barak (Lawar Merah) – Lawar yang menggunakan darah sebagai bahan campuran, sementara dagingnya bisa salah-satu diantara ketiga jenis daging di atas.
Lawar Putih – Lawar yang tidak menggunakan darah samasekali. Disamping memang ada jenis upacara/upakar yang mengharuskan penggunaan lawar putih, ada juga yang tidak suka menggunakan darah sebagai bahan campuran.

Lawar, variatif antara satu daerah dengan daerah lainnya di Bali. Misalnya: antara lawar khas Tabanan dengan Karangasem mungkin agak berbeda, antara lawar khas Gianyar dengan Buleleng juga agak berbeda.

Di Badung dan Gianyar misanya, mungkin ada yang memakai campuran kacang panjang. Sedangkan di Buleleng tidak, sayurnya sendiri dibuat terpisah—disebut “jejeruk”—yang biasanya terbuat dari nangka muda, kacang panjang atau kates.

2. Babi Guling

Mungkin inilah makanan khas Bali yang paling dikenal. Babi utuh yang dipanggang dan diguling di atas arang batok kelapa selama kurang lebih 2 jam ini dahulu merupakan makanan pesta besar rakyat seperti saat potong gigi, kawinan, dan ngaben dan banyak juga orang bali yang menjual makanan tersebut. 
BABI GULING KHAS BALI

Bahan: 
  √  Seekor babi (berat sesuai keinginan)
  √  Bumbu base Genep (• Resep tertera di bawah / komponen bumbu Base Genep sekarang sudah ada yang jual di toko - toko bumbu)
  √  kayu bakar / serabut kelapa
  √  Alat panggang babi ( berupa besi / Kayu)

Cara Membuat:
Babi  diikat kakinya sampai tidak bisa bergerak kemudian dikeluarkan darahnya dari leher, gunakan pisau yang runcing dan jangan terlalu besar membuat lubang.
Setelah darahnya habis baru dibersihkan kulitnya dengan menggunakan Api atau kalau babi berukuran kecil bisa menggunakan air panas.
Kemudian keluarkan isi perut dengan cara membuat lubang pada bagian perut. dan bersihkan kotorannya.
Setelah bersih baru tusukkan alat pemanggangan babi dari mulut sampai tembus ke bagian belakang
Masukkan bumbu ke dalam perut dan jahit kembali lubang perut.
Ikat keempat kaki babi jika babi berukuran besar dan tutup lubang darah yang berada di leher babi menggunakan serabut kelapa.
Nyalakan kayu bakar 
Babi siap untuk dipanggang
Panggang babi secara merata selama kurang lebih 2 jam.
Tunggu sampai warna babi berubah menjadi kemerahan
Setelah merah merata dan dirasa babi sudah cukup matang angkat dan bersikan kembali menggunakan lap bersih
Babi guling siap untuk dihidangkan.

3. Ayam Betutu

Betutu adalah bumbu khas Bali yang sudah mendunia dan terdiri dari daun jeruk, sereh, salam, kunyit, kemiri, jahe, bawang merah, dan lain-lain. Bumbu betutu tersebut dimasukkan ke dalam rongga ayam sebelum dimasak supaya cita rasanya meresap dengan sempurna. Ada Ayam Betutu yang direbus (betutu basah) dan ada juga yang dipanggang (betutu kering) khas daerah Gilimanuk.

4. Bebek Betutu

Merupakan makanan khas Bali yang paling diagungkan karena proses memasaknya yang jauh lebih lama dari versi ayamnya (bisa sampai 24 jam lebih!), pastinya Bebek Betutu juga menggunakan bumbu Betutu, yang dilumuri di dalam dan di luar  bebek utuh. Karena proses memasaknya yang sangat lama, biasanya kita harus memesan satu hingga dua hari sebelum kita berkunjung.

5. Srombotan

Mirip dengan urap Jawa, Srombotan (atau juga biasa ditulis Serombotan) yang berasal dari Klungkung ini terdiri dari berbagai sayuran yang direbus setengah matang seperti kacang panjang, kecambah, kangkung, bayam, terong bulat, kelapa parut yang disangrai, dan pare yang kemudian disiram dengan sambal encer pedas yang menggugah selera.
Bisa digado seperti salad, atau juga bisa disajikan dengan tipat (ketutpat) atau nasi, Srombotan biasa ditemui di pasar-pasar tradisional seperti Pasar Kreneng, Pasar Batubulan, dan Pasar Sukawati dengan hanya 3,000 hingga 7,000 IDR per porsi. Tetapi srombotan terfavorit berada di Peliatan BR. Tengah , milik Ketut Astawa dan Swini.

Comments

Post a Comment